Jumat, 15 Oktober 2010

Kenaikan Tarif Listrik Picu Inflasi Tinggi

Padang (ANTARA News) - Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Padang, Syamsul Amar mengingatkan, rencana pemerintah menaikkan tarif dasar listrik (TDL) 15 persen bisa memicu inflasi tinggi dan menurunnya daya saing produk domestik.

"Kenaikan TDL akan berimbas pada kenaikan biaya produksi. Dampaknya pada tingginya inflasi dari sisi suplai. Sekarang saja inflasi nasional rata-rata 14 persen setahun. Malah, di kota-kota tertentu di atas 14 persen," kata Syamsul di Padang, Rabu.

Guru besar Ekonomi Pembangunan itu menyebutkan, jika pemerintah menaikkan TDL, berdampak pada turunnya pendapatan riil masyarakat. Pada akhirnya, permintaan akan turun. Kalau itu terjadi, sektor riil tidak bergerak.

Dia mengatakan, inflasi memicu kenaikan harga produk di pasar. Apabila harga produk naik, daya beli turun, maka sektor riil terpuruk.

Dari sisi daya saing produk domestik, kenaikan TDL memicu naiknya biaya produksi dan industri pun akan dihadapkan kepada naiknya biaya tinggi.

Padahal, produk domestik tengah dihadapkan persaingan bebas setelah pemberlakuan perjanjian perdagangan bebas China-ASEAN (CAFTA). "Dalam kondisi sebelum CAFTA saja pengusaha kita sudah kelimpungan, apalagi ketika harus bersaing dengan produk-produk murah dari negeri Cina," ujar Syamsul.

Dia mengkhawatirkan, apabila pemerintah menaikkan TDL, maka produk dalam negeri akan turun.

CAFTA akan membuat produk dalam negeri menjadi kurang kompetitif, terutama harus bersaingdengan produk-produk sejenis dari Cina yang lebih murah, sementara konsumen tidak akan melihat negeri asal produk, karena yang penting bagi mereka adalah murah.

Syamsul mengatakan, dalam menghadapi CAFTA, pemerintah seharusnya mensubsidi pengusaha, dan mengurangi tarif, bukan malah menaikkan TDL.

"Dalam kondisi sekarang, pemerintah seharusnya mendorong industri dalam negeri bisa berkembang, bukan malah memberikan beban," ujarnya.

Ia mengatakan, di sisi momen menaikan TDL saat ini jelas-jelas kurang tepat. Sebab, keinginan PLN menaikkan TDL tentu dengan logika bisnisnya.

"Dengan tarif sekarang, PLN merasa rugi. Di sisi lain, sektor kelistrikan `high cost`," ujarnya.

Makanya, kata dia, pemerintah melalui PLN harus mencari input-input yang murah, dengan mencari sumber energi listrik alternatif.

Saat ini PLN masih mengembangkan PLTA yang cost-nya cukup tinggi. Proyek PLTA sangat mahal, suplai air juga tidak terjamin karena pada musim kemarau pasokan listrik akan turun. (*)

http://www.antaranews.com/berita/1268199679/kenaikan-tarif-listrik-picu-inflasi-tinggi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar